Review: Mekah, I'm Coming (2020)



Info Film

Genre : Komedi
Durasi : 93 Menit
Sensor Usia : 13 Tahun Ke Atas
Produser : Hanung Bramantyo
Sutradara : Jeihan Angga
Penulis : Jeihan Angga
Pemeran : Rizky Nazar, Michelle Ziudith, Dwi Sasono
Tanggal Edar : Kamis, 5 Maret 2020
Warna : Warna



Trailer




Sinopsis

Film "Mekah, I'm Coming" mengisahkan tentang kisah asmara antara Eddy (diperankan oleh Rizky Nazar) dan Eni (diperankan oleh Michelle Ziudith). Eddy sendiri merupakan pemilik usaha bengkel desa. Sayang, hubungan keduanya terancam kandas karena Eni akan dijodohkan dengan saudagar kaya dari kota, bernama Pietoyo (diperankan oleh Dwi Sasono).

Berkat saran dari ibunya, Eddy pun mencoba merayu orangtua Eni. Hingga akhirnya, orangtua Eni kembali menyetujui hubungan mereka berdua jika tahun ini Eddy akan berhaji.

Faktanya, kuota visa haji resmi tahun ini sangatlah sulit. Dimana, orang yang akan berhaji perlu mengantri selama 10 tahun. Tak habis akal, Eddy pun mengambil jalur haji kilat dan menjual bengkel tempat usahanya sebagai modal.

Sesampainya di Jakarta, Eddy ternyata baru sadar bahwa dirinya tengah ditipu. Dalam rasa bimbang, Eddy pun mencoba menyembunyikan hal-hal itu dari siapapun. Ia menunggu waktu yang tepat untuk bisa pulang kampung, agar seolah-olah dirinya benar-benar naik haji dan bisa segera menikahi Eni.



Kelebihan

Sebagai sebuah film debutan dari Jeihan Angga yang baru menyutradarai film layar lebar, film "Mekah, I'm Coming" ini terbilang cukup sukses. Dimana, film ini menyajikan pendekatan komedi ringan dan receh dalam puturan plotnya. Meski begitu, sajian komedi yang ditampilkan cukup menghibur dan memberikan sentilan-sentilan kepada para penonton. Mulai dari sentilan satir tentang perjodohan, gelar haji di masyarakat, hingga penipuan biro travel haji.

Dari segi plot cerita, film ini runtut dan rapi. Tak hanya itu, lelucon yang disajikan pun cukup menghibur. Meski termasuk komedi ringan dan hanya sporadis di beberapa adegan, namun cerita film ini cukup lucu. Hal yang unik dalam film ini, adanya penggunaan bahasa kalbu yang biasa kita lihat di beberapa adegan sinetron.

Keberhasilan pembawaan cerita dalam film ini, tidak terlepas dari akting para pemain. Dimana, semuanya mampu membawakan masing-masing karakter penokohan dengan baik dan mendalam. Ditambah lagi, sinematografi yang disajikan pun cukup baik. Pergerakan kamera dalam film ini, sangat menunjang dalam penafsiran beberapa punchline yang lucu.

Dilihat dari segi penataan latar dan rias, film ini cukup bagus. Apalagi, perpaduan tata musik dalam film ini patut diacungi jempol. Dimana, perpaduan musik antara tema dan latar belakang film sangat pas.



Kelemahan

Hal yang disayangkan dari film ini adalah humor yang disampaikan di beberapa adegan, masih ada yang hit-and-miss. Maksudnya tidak seluruh lelucon yang ditampilkan membuat penonton tertawa. Ada beberapa diantaranya yang terasa kurang kuat humornya.



Rating

Cerita: 8,5 | Penokohan: 8,5 | Visual: 8 | Sound Effect: 8 | Penyutradaraan: 8 | Nilai Akhir: 8,2/10



Rekomendasi

Film ini sangat layak ditonton oleh semua elemen masyarakat. Alur ceritanya sangat runtut sehingga mudah untuk memahami. Tak hanya itu, beberapa lelucon yang disajikan cukup menghibur. Keberhasilan ini tidak terlepas dari apiknya akting para pemain.

Selain itu, tata latar dan rias dalam film ini cukup bagus. Utamanya pada tata suara. Dimana, padu padan lagu dengan latar adegan sangat pas. Sehingga anda bisa merasakan situasi dan kondisinya secara nyata.

Hal yang menarik dari film ini adalah pesan yang tersirat di dalamnya cukup banyak. Uniknya, pesan ini disampaikan dalam bentuk sentilan-sentilan satir. Sehingga masih cukup menghibur dan mengundang tawa penonton.


EmoticonEmoticon