Review: Zeta (When the Dead Awaken) (2019)


Info Film

Genre : Aksi, Horor
Durasi : 94 Menit
Sensor Usia : 17 Tahun Ke Atas
Produser : Syaiful Wathan, Amanda Iswan
Sutradara : Amanda Iswan
Penulis : Amanda Iswan
Pemeran : Cut Mini, Jeff Smith, Edo Borne, Joshua Pandelaki, Willem Bevers
Tanggal Edar : Kamis, 1 Agustus 2019
Warna : Warna



Trailer




Sinopsis

Film "Zeta (When the Dead Awaken)" menceritakan tentang teror zombie yang mengerikan. Teror ini bermula kala Deon (diperankan oleh Jeff Smith) menyaksikan kejadian aneh ketika teman yang ia pukuli tiba-tiba menggigit leher suster sekolah dan menjadikannya kanibal.

Setelah kejadian itu, serangan para zombie pun semakin cepat menyebar di sekolah hingga jalanan. Melihat peristiwa mengerikan itu, Deon pun menjemput ibunya (diperankan oleh Cut Mini) yang tinggal di apartemen Teratai Asri.

Sesampainya di apartemen, serangan para zombie semakin meluas. Hingga Deon dan ibunya pun terperangkap di dalam apartemen. Sementara itu, para penghuni apartemen yang lain berhasil melarikan diri.

Di saat yang sama, Kolonel Vito (diperankan oleh Joshua Pandelaki) menyambut kedatangan Richard (diperankan oleh Willem Bevers), ayah Deon di Base Militer Lima. Richard adalah ilmuwan yang menemukan asal mula wabah penyebab manusia menjadi zombie. Wabah ini berasal dari evolusi amoeba parasit, Naegleria-ross zeta.

Satu-satunya cara untuk mengatasi serangan wabah tersebut adalah serum Zeta, yang telah Richard ciptakan. Sayangnya, serum Zeta itu berada di apartemen Teratai Asri.

Melihat kondisi tersebut, Kolonel Vito pun memutusman agar timnya mengunjungi geng pembunuh zombie, bernama Blue River. Hal ini Kolonel Vito lakukan agar mendapatkan strategi penyerangan terbaik untuk melawan para zombie. Tak hanya mereka, Deon pun tengah berusaha melawan zombie yang menyerang apartemennya.



Kelebihan

Film "Zeta (When the Dead Awaken)" ini menyajikan sinematografi yang cukup unik, untuk sebuah film dengan genre horor. Hal ini bisa terlihat dari view dunia distopia yang cantik dan mencekam. Sangat pas untuk membangun atmosfer ala film zombie klasik, guna membuat para penonton gregetan saat adegan sembunyi dan kejar-kejaran dari zombie.

Hal ini ditunjang pula dari penataan latar yang cukup bagus. Terlihat dari sisi artistiknya, yang menggunakan 70% lokasi set dalam gedung apartemen, yang cukup efektif. Penggunaan lift, tangga darurat, koridor, lobby, dan kamar apartemen memberikan kesan bahwa para pemain sedang terjebak dan tidak menemukan jalan keluar.

Tim penata rias dalam film ini pun patut diacungi jempol. Mereka mampu membuat make up dan spesial efek para zombie terlihat sungguhan. Sungguh bisa membuat para penonton merasa tercekam dan takut melihatnya. Hal ini juga ditunjang dengan efek musik yang sangat bagus.

Akting para pemain pun patut diacungi jempol. Dimana, mereka mampu membawakan karakter penokohan di dalamnya dengan sangat baik.



Kelemahan

Hal yang disayangkan dari film ini adalah suara yang dihasilkan kurang keluar secara maksimal. Hal ini bisa didengar pada beberapa bagian dialog yang terasa kurang jelas.

Dari segi plot cerita, film ini agak kurang menyatu antara bagian thriller survival dan sci-fi action-nya. Thriller survival melibatkan para karakter utama yang terjebak di apartemen, sedangkan sci-fi action-nya melibatkan ilmuwan, militer, dan para tentara militan yang tahu banyak mengenai virus zombie tersebut. Dimana, sisi thriller survival terasa jauh lebih menarik daripada sisi sci-fi action-nya yang agak kaku dan terlalu serius. Benang merah antara dua bagian ini tidak dijelaskan secara logis, sebab karakter Dr. Richard Ross yang seakan kurang memerhatikan keluarganya di sepanjang tiga perempat awal film.



Rating

Cerita: 7,5 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect: 7 | Penyutradaraan: 7,5 | Nilai Akhir: 7,6/10



Rekomendasi

Film ini sangat layak untuk ditonton bagi anda penyuka film bertemakan zombie. Dimana, anda akan disajikan suguhan film zombie dengan atmosfer distopia yang kental, intensitas yang konsisten, aksi kejar-kejaran, dan pertarungan dengan zombie yang terkoreografi apik dan penuh darah.

Film ini sangat seru dan menyenangkan untuk ditonton. Hal ini tidak terlepas dari akting para pemain dan penataan latar yang apik.

Terlepas dari dua plot utama yang agak timpang dan kurang menyatu, film ini layak ditonton. Sebab menghadirkan sensasi berbeda dari film horor Indonesia pada umumnya.


EmoticonEmoticon