Review: Laundry Show (2019)


Info Film

Genre : Drama, Komedi
Durasi : 82 Menit
Sensor Usia : 13 Tahun Ke Atas
Produser : Raam Punjabi
Sutradara : Rizki Balki
Penulis : Upi, Uki Lukas
Pemeran : Boy William, Gisella Anastasia, Tissa Biani, Mamat Alkatiri, Marshel Widianto
Tanggal Edar : Kamis, 7 Februari 2019
Warna : Warna



Trailer




Sinopsis

Film "Laundry Show" mengisahkan tentang kehidupan seorang pria yang bernama Uki atau yang lebih akrab disapa Kokoh (diperankan oleh Boy William). Uki sebenarnya bekerja di sebuah perkantoran, hingga suatu saat dia berhenti dari tempat kerjanya itu. Dia merasa bahwa karir yang dijalaninya selama ini tidak menanjak dan bosan dengan rutinitas yang selama ini dilakukan. Kemudian, dia pun memulai bisnis sendiri, dengan mendirikan usaha laundry.

Di awal pendirian usahanya itu, dia harus berhadapan dengan pegawai-pegawai yang memiliki beragam kepribadian jenaka dan konyol. Pertama, Tiur (diperankan oleh Tissa Biani), ia adalah seorang resepsionis yang amat cuek. Kendi (diperankan oleh Mamat Alkatiri) dan Deden (diperankan oleh Marshel Widianto), dua pegawai yang selalu membuat masalah di belakang meja setrika.

Tak hanya harus beradaptasi dengan para pegawainya, Kokoh pun menemui tantangan yang besar. Dia harus menghadapi pesaing bisnisnya, Agustina (diperankan oleh Gisella Anastasia), yang secara tiba-tiba mendirikan usaha laundry tepat di depan kiosnya.

Akan tetapi, di tengah persaingan antara Kokoh dan Agustina, ternyata tumbuh benih-benih cinta. Kini, Kokoh dihadapkan pada pilihan besar, yaitu mempertahankan kelangsungan bisnisnya atau mengusahakan benih cinta yang perlahan mulai datang.



Kelebihan

Film "Laundry Show" ini mengangkat tema unik, yakni tentang perjuangan seorang pengusaha baru yang memulai usahanya dari nol. Pengemasannya pun cukup menarik karena dibalut dengan komedi yang menghibur.

Tema perjuangan yang diangkat, membuat film ini menyajikan alur cerita dengan adanya konflik demi konflik, yang terbilang kompleks. Walaupun begitu, anda tidak akan merasa terlalu tegang karena adanya pengemasan konflik dengan komedi yang lucu dan baik.

Tak hanya perjuangan, film ini juga menghadirkan isu keberagaman dan kehangatan keluarga, dengan bedanya latar belakang dan asal muasal para karyawan Uki. Dengan keberagaman ini, secara perlahan Uki menjadikan para karyawannya menjadi lebih kompak dan saling menyayangi. Semua adegan ini dihadirkan dengan kesan yang hangat dan menyenangkan.

Setiap adegan dalam film ini disajikan dengan sinematografi dan pengambilan gambar, yang cukup baik. Tak hanya itu, penataan latar dan efek suara yang ditampilkan dalam film inipun baik. Selain itu, para pemain pun mampu membawakan karakter penokohan masing-masing dengan baik. Alhasil, situasi dan kondisi dalam film ini bisa dirasakan dengan lebih nyata.



Kelemahan

Hal yang disayangkan dari film ini adalah karakter yang terkesan tumpang tindih. Sebab karakter dalam film ini terlalu banyak, sehingga terkesan ada beberapa karakter yang dipangkas bagiannya. Di perempat akhir film, anda akan menemukan salah satu karakter yang tiba-tiba muncul dan berpengaruh besar ke akhir film.

Kisah cinta yang disajikan pun, terbilang klise dan cenderung mudah ditebak, layaknya film-film roman lainnya. Dimana, ada pria dan wanita yang saling bermusuhan tapi di akhirnya mereka justru saling mencintai.



Rating

Cerita: 8 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect: 8 | Penyutradaraan: 8 | Nilai Akhir: 8/10



Rekomendasi

Film ini layak untuk ditonton oleh para penikmat film drama komedi. Tak hanya sarat akan nilai perjuangan saja, namun film ini pun menghadirkan isu keberagaman yang digemas dengan komedi. Anda akan merasakan kehangatan yang timbul antar tokoh di dalamnya.

Sayangnya, kisah cinta yang disajikan dalam film ini mudah ditebak oleh para penonton. Walaupun begitu, film ini patut ditonton apalagi dengan adanya sinematografi, penataan latar, dan efek musik yang pas. Jadi, anda bisa merasakan situasi dan kondisi yang terjadi dalam film.


EmoticonEmoticon