Review: Suzzanna (Bernapas dalam Kubur) (2018)


Info Film

Genre : Horor
Durasi : 125 Menit
Sensor Usia : 17 Tahun Ke Atas
Produser : Sunil Soraya
Sutradara : Rocky Soraya, Anggy Umbara
Penulis : Bene Dion Rajagukguk, Sunil Soraya, Ferry Lesmana
Pemeran : Luna Maya, Herjunot Ali, Asri Welas, Ence Bagus, Opie Kumis, Verdi Solaiman, Teuku Rifnu Wikana, Alex Abbad, Kiki Narendra
Tanggal Edar : Kamis, 15 November 2018
Warna : Warna



Trailer




Sinopsis

Film "Suzzanna (Bernapas dalam Kubur)" mengisahkan tentang kehidupan sepasang suami istri, yakni Suzzanna (diperankan oleh Luna Maya) dan Satria (diperankan oleh Herjunot Ali). Keduanya telah menikah selama tujuh tahun, namun belum juga dikaruniai anak. Mereka tinggal bersama tiga pembantunya, yakni Mia (diperankan oleh Asri Welas), Tohir (diperankan oleh Ence Bagus), dan Pak Rojali (diperankan oleh Opie Kumis).

Kehamilan Suzzanna yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Sayangnya, kehamilan Suzzanna itu bertepatan dengan rencana dinas Satria ke luar negeri.

Kepergian Satria ke luar negeri, dimanfaatkan oleh keempat karyawan Satria, yakni Jonal (diperankan oleh Verdi Solaiman), Umar (diperankan oleh Teuku Rifnu Wikana), Dudun (diperankan oleh Alex Abbad), dan Gino (diperankan oleh Kiki Narendra), yang menyimpan dendam kepada Satria. Keempatnya pun berniat untuk merampok rumah Satria ketika kondisinya sedang sepi.

Naasnya, rencana perampokan keempatnya berubah menjadi pembunuhan Suzzanna yang seharusnya pergi bersama tiga pembantunya ternyata pulang sendiri karena kondisi tubuhnya yang lemah. Panik, keempat karyawan Satria tadi lalu mengubur jenazah Suzzanna di belakang rumah. Anehnya, keesokan hari Suzzanna tetap beraktivitas seperti biasa di rumahnya, seperti tidak terjadi apa-apa.



Kelebihan

Film "Suzzanna (Bernapas dalam Kubur)" ini mampu menyajikan kembali ingatan akan film Suzzanna di masa lalu. Sebagai sebuah film dengan genre horor, film ini menyajikan suatu hal yang unik dimana adanya sentuhan-sentuhan komedi di tengah ketegangan film ini.

Pengambilan dan penyajian film ini pun terbilang cukup baik. Dimana, film ini mampu menghadirkan ketegangan yang cukup mencekam. Tidak hanya itu, sentuhan komedi dalam film ini pun cukup terasa. Hal ini berkat beberapa pemeran seperti Asri Welas (sebagai Mia), Opie Kumis (sebagai Rojali), dan Ence Bagus (sebagai Tohir), yang mampu menjadi penawar melalui celetukan-celetukannya.

Konflik yang dibangun dalam film ini pun terasa sangat pas. Konflik yang disajikan tidaklah kurang ataupun lebih. Hal ini didukung pula dengan efek suara yang pas.



Kelemahan

Sebagai sebuah film yang bergenre horor, film ini kurang terasa menakutkan. Meskipun begitu, masih ada beberapa kekurangan seperti pembagian cerita yang dibuat dalam film ini terasa terburu-buru. Dimana, konflik-konflik yang disajikan pun seakan terlihat seperti kebetulan belaka. Walaupun begitu, film ini tidak kehilangan inti ceritanya.



Rating

Cerita: 7 | Penokohan: 7,5 | Visual: 8 | Sound Effect: 7,5 | Penyutradaraan: 7,5 | Nilai Akhir: 7,5/10



Rekomendasi

Film ini sangat layak untuk ditonton oleh para penggemar film horor Indonesia. Walaupun kesan menyeramkannya kurang berkesan, namun anda masih bisa menikmati suasana menegangkan dalam film ini. Tidak hanya itu, sentuhan-sentuhan komedi yang terdapat dalam film ini pun mampu membuat anda tertawa geli.

Pengambilan gambar dan penyajian film ini pun sangat pas. Hal ini didukung pula dengan penampilan para pemeran yang mampu membawakan karakter-karakternya dengan baik. Tidak hanya itu, hal ini ditunjang pula dengan efek suara dan latar tempat yang sangat pas.


EmoticonEmoticon