Review: DreadOut (2019)


Info Film

Genre : Horor
Durasi : 128 Menit
Sensor Usia : 17 Tahun Ke Atas
Produser : Edwin Nazir, Wida Handoyo, Kimo Stamboel, Kwonsik Kim, Yeonu Choi, Justin Kim, Hyerim Oh
Sutradara : Kimo Stamboel
Pemeran : Caitlin Halderman, Jefri Nichol
Tanggal Edar : Kamis, 3 Januari 2019
Warna : Warna



Trailer




Sinopsis

Film "DreadOut" ini mengisahkan tentang persahabatan sekelompok remaja diantara Jessica (diperankan oleh Marsha Aruan), Beni (diperankan oleh Irsyadillah), Dian (diperankan oleh Susan Sameh), Alex (diperankan oleh Ciccio Manassero), Erik (diperankan oleh Jefri Nichol), dan Linda (diperankan oleh Caitlin Halderman). Mereka sangat ingin meningkatkan kepopuleran mereka lewat rekaman petualangan mereka, sehingga memutuskan untuk mengunggahnya ke akun social media masing-masing.

Untuk petualangan kali ini, mereka memilih pergi ke sebuah apartemen terbengkalai yang dikenal sangat angker. Namun, apartemen ini dijaga ketat oleh seorang satpam, bernama Kang Heri (diperankan oleh Mike Lucock).

Untungnya, Linda berhasil membujuk Kang Heri sehingga mereka diperbolehkan untuk masuk apartemen. Di apartemen tersebut, Linda dan kawan-kawan menemukan satu unit apartemen yang diberi tanda batas garis polisi. Karena didorong oleh rasa penasaran, mereka kemudian mendobrak pintu apartemen tersebut untuk masuk ke dalamnya.

Saat mereka sedang meneliti kamar tersebut, mereka menemukan sebuah perkamen kuno, yang hanya bisa dibaca oleh Linda. Setelah Linda berhasil membaca tulisan dalam perkamen tersebut, mendadak sebuah portal terbuka. Tanpa sengaja, Linda dan kawan-kawan telah membuka pintu ke alam gaib dan membuat murka para makhluk supranatural penjaga portal tersebut.



Kelebihan

Film "DreadOut" ini terbilang cukup unik, karena mampu menampilkan sajian horor baru di Indonesia dan juga plot yang sesuai dengan era terkini. Dimana, film ini menampilkan problematika remaja soal popularitas di media sosial, yang mampu melakukan apa pun tanpa pikir panjang.

Teknik pengambilan gambar dalam film ini, memakai sudut pandang karakter layaknya di game. Hal inilah yang menambah efek survival di dalamnya. Sinematografi yang ditampilkan pun berhasil menyajikan kepanikan pada para karakter.

Efek suara yang disajikan mampu menggambarkan suasana dalam film. Dimana, film ini mampu menyajikan suara hantu yang menakutkan, teriakan para karakter yang memekakkan telinga, dan nada-nada yang membuat anda merinding.

Walaupun film ini diperankan oleh kebanyakan para pemain baru dalam perfilman horor Indonesia. Namun, mereka mampu menampilkan akting yang cukup menawan dan apik. Dimana, mereka mampu menggambarkan potret para remaja SMA zaman terkini. Para karakter ini juga mampu membawakan suasana menegangkan dan menakutkan dalam film ini.



Kelemahan

Film "DreadOut" ini sebenarnya mengambil latar cerita sebelum kejadian dalam gamenya alias prekuel. Walaupun tidak terlepas dari genre horor survival gamenya, film ini mampu menyajikan ketegangan. Sayangnya, ketegangan ini kurang maksimal dan terasa sangat tanggung. Padahal, sejak adegan awal film ini menampilkan situasi yang mengguncang adrenalin.

Karena menampilkan prekuel, film ini tidak menampilkan cerita seperti yang ada di dalam gamenya. Jadi, anda tidak akan menemukan Linda bersama teman-teman dan ibu gurunya tersesat di sebuah kota tak berpenghuni dan sekolah misteriusnya. Anda hanya akan menemui Linda bersama teman-temannya, yang pergi ke sebuah apartemen kosong dan masuk ke gerbang dunia lain.

Banyak rintangan yang dihadapi para karakter cukup membuat para penonton "senam jantung" dan "ngos-ngosan". Sayangnya, tidak ada rintangan klimaks yang menjadi puncak dari ketegangan film ini.

Twist yang disajikan pun terkesan memaksa. Tidak hanya itu, ada juga beberapa adegan yang tidak masuk akal. Salah satunya adalah ponsel yang sudah berkali-kali dibawa berenang, namun masih berfungsi.

Efek komputer dalam film ini, masih terbilang kasar dan kurang rapi. Tidak hanya itu, latarnya pun terbilang membosankan karena hanya disitu-situ saja. Alhasil, anda akan dibuat bosan dengan latar yang sama ini.



Rating

Cerita: 6,5 | Penokohan: 8 | Visual: 7 | Sound Effect: 7,5 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 7,2/10



Rekomendasi

Walaupun film ini hanya mampu menampilkan ketegangan, bukan keseraman. Tapi, film ini bisa menjadi salah satu referensi film horor Indonesia pertama, yang merupakan hasil adaptasi game.

Film ini sangat layak untuk ditonton, apalagi bagi anda yang merupakan pecinta film horor Indonesia. Dijamin anda akan dibuat terkejut dengan adegan-adegan di dalamnya.


EmoticonEmoticon