Review: Siap Gan! (2018)


Info Film

Genre : Drama, Komedi
Durasi : 92 Menit
Sensor Usia : 13 Tahun Ke Atas
Produser : Wailan Rotinsulu, Robby Zoriza
Sutradara : Ody C Harahap
Penulis : Ody C Harahap, Raditya
Pemeran : Rini Mentari, Aulia Sarah, Nadya Arina, Mentari De Marelle, Qausar Harta Yudana, Yama Carlos, Taskya Namya, Indra Birowo, Rudolf Puspa
Tanggal Edar : Kamis, 13 September 2018
Warna : Warna



Trailer




Sinopsis

Film "Siap Gan!" mengisahkan tentang seorang gadis berumur tujuh belas tahun, yang bernama Nina (diperankan oleh Rini Mentari). Nina adalah seorang gadis tamatan SMP, yang sedang mencoba mengadu nasib di Surabaya. Karena himpitan ekonomi dan keputusasaan, Nina kemudian mengikuti jejak temannya yang bernama Vivi (diperankan oleh Aulia Sarah), yang bekerja sebagai seorang Wanita Tuna Susila.

Belum sempat Nina menjadi seorang Wanita Tuna Susila, dia malahan terkena razia di lokasi pertama kali dia mencari pelanggan. Akibat razia itu, Nina kemudian melarikan diri dan terjebak di sebuah camp pelatihan dan karantina PASKIBRAKA.

Selama di dalam karantina PASKIBRAKA itulah Nina mengalami berbagai peristiwa, yang mampu mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan. Di sanalah, ia menemukan banyak pelajaran baik tentang pengorbanan, cinta, disiplin, kejujuran, dan nasionalisme. Apalagi, ketika Nina bertemu dengan seorang pria tua bernama Pak Sakiran (diperankan oleh Rudolf Puspa), yang meupakan veteran anggota tentara pelajar.

Hasil pelajaran kehidupan itulah, yang membuat Nina akhirnya berkeinginan untuk menjadi orang yang memegang bendera merah putih saat upacara bendera 17 Agustus. Namun, impian Nina itu menemui kendala karena dirinya tidak lolos seleksi PASKIBRAKA akibat rahasianya terbongkar. Walau begitu, Nina kemudian mengadakan upacara pengibaran bendera di atas hotel YAMATO untuk mengenang insiden perang kemerdekaan 10 November 1945, sekaligus untuk mewujudkan keinginan terakhir Pak Sakiran.



Kelebihan

Film "Siap Gan!" ini menyajikan visualisasi yang pas, disertai dengan tempo yang pas. Film ini seakan menyegarkan kembali gairah film tema nasionalisme yang kekinian di Indonesia. Tidak hanya menghadirkan unsur nasionalisme saja, namun film ini juga mengangkat pesan moral tentang perubahan hidup dari buruk menuju baik.

Pengambilan gambar maupun latar yang disajikan dalam film ini, sangat sesuai dengan kisah tentang petualangan Nany. Latar suara yang dibuat pun juga sangat pas. Efek suara yang disajikan pun mampu menggambarkan suasana dan kondisi dalam film, secara lebih detail. Hal ini didukung pula oleh para pemeran, yang mampu membawakan karakter penokohan dengan baik.

Walaupun mengambil tema tentang nasionalisme, namun film ini tidak selalu menyertakan suasana yang serius. Film ini juga menyajikan komedi sehingga para penonton tidak bosan selama menonton film ini.



Kelemahan

Cerita film ini sebenarnya sederhana dan tidak terlalu istimewa. Hanya saja, isu yang diangkat dalam film ini merupakan isu sosial yang sampai hari ini sering terjadi yaitu isu tuna susila dan isu nasionalisme. Konflik dan penyelesaiannya dalam film ini sebenarnya mudah sekali ditebak oleh para penonton. Namun, pengemasan dalam film ini terbilang unik dan tidak biasa.



Rating

Cerita: 7,5 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect: 7,5 | Penyutradaraan: 7,5 | Nilai Akhir: 7,7/10



Rekomendasi

Film ini sangat layak ditonton, apalagi bagi para remaja usia 13 tahun ke atas. Film ini merupakan sebuah representasi usaha untuk menyentil rasa nasionalisme, khususnya dikalangan remaja.

Walaupun cerita dalam film ini sebenarnya sederhana, namun pengemasan film ini sangat unik dan tidak biasa. Apalagi ditambah dengan adegan-adegan komedi, yang mampu menyegarkan suasana saat menonton film ini. Karena kesederhanaannya ini, film ini terkadang serasa seperti sebuah sinetron. Tapi, film ini berhasil menghangatkan kembali bara api perasaan cinta Indonesia. Film yang sangat patut ditonton.


EmoticonEmoticon