Review: Perjanjian dengan Iblis (2019)


Info Film

Genre : Horor
Durasi : 80 Menit
Sensor Usia : 17 Tahun Ke Atas
Produser : Manoj Punjabi
Sutradara : Ardy Octaviand
Penulis : Ardy Octaviand, Husein M Atmodjo
Pemeran : Shandy Aulia, Artika Sari Devi, Aghi Narottama, Basmalah Gralind
Tanggal Edar : Kamis, 10 Januari 2019
Warna : Warna



Trailer




Sinopsis

Film "Perjanjian dengan Iblis" mengisahkan tentang kisah liburan sebuah keluarga ke suatu pulau yang masih jarang didatangi para wisatawan. Keluarga kecil terdiri dari Annisa (diperankan oleh Shandy Aulia), Bara (diperankan oleh Aghi Narottama), dan Lara (diperankan oleh Basmalah Gralind).

Annisa sebenarnya menikah dengan Bara, duda dengan seorang anak perempuan bernama Lara. Bara ingin agar hubungan Annisa dan Lara semakin akrab sehingga dia memutuskan untuk mengajak mereka piknik ke pulau yang masih jarang didatangi wisatawan, Pulau Bengalor.

Sesampainya di pulau Bengalor tersebut, mereka disambut oleh penjaga vila, yang bernama Rengganis (diperankan oleh Artika Sari Devi). Untuk sampai di vila tersebut, mereka harus berjalan cukup jauh.

Sesampainya di vila itu, mereka menemukan beberapa keanehan yang mulai terjadi. Mulai dari adanya gangguan selama di vila hingga sikap warga lokal yang tidak bersahabat dan terlihat acuh dengan mereka.

Perjalanan piknik mereka di Pulau Bengalor yang harusnya indah, kemudian berubah menjadi suatu hal yang menyeramkan. Dimana, banyak tersimpan misteri di pulau ini.

Hal yang mengejutkan menimpa Annisa. Dimana, dia dikejutkan dengan penampakan sosok anak kecil berwajah menyeramkan. Sedangkan, Lara melihat sosok yang mirip dengan ibu kandungnya yang telah tiada. Namun, Bara tidak mempercayai cerita Annisa maupun Lara.

Suasana yang menyenangkan kemudian berubah seketika menjadi seram dan menegangkan. Namun, hal ini justru semakin mendekatkan hubungan antara Lara dengan Annisa. Hingga akhirnya, keduanya saling bertekad untuk melindungi satu sama lain.



Kelebihan

Film "Perjanjian dengan Iblis" menyajikan opening credit yang unik dan cukup memukau para penonton. Hal ini didukung pula dengan musiknya yang sangat selaras sehingga mampu menggambarkan keseraman dalam opening credit-nya. Ditambah lagi, dengan adanya footage hitam putih yang menampilkan gambar-gambar aneh dan credit title film yang berwarna merah kontras, semua begitu memberikan kesan seram dan horor di dalamnya.

Latar yang disajikan dalam film ini, terbilang cukup unik. Walaupun latar tempatnya hanya terbatas di sebuah pulau, namun ada hal unik dengan latar waktunya. Dimana, latar waktu yang dipilih dalam film ini bercerita di era 1990-an. Alhasil, tone (gambar) yang disajikan dalam film ini berbeda dengan film-film horor lainnya.

Akting para pemeran dalam film ini cukup apik. Dimana, mereka mampu membawakan karakter penokohannya dengan cukup baik. Alhasil, anda bisa merasakan situasi dan kondisi dalam film ini dengan sangat baik.

Dari banyaknya pemeran dalam film ini, ada satu hal yang mencuri perhatian yakni penampilan debut akting aktris cilik Basmalah Gralind. Basmalah Gralind dalam film ini, memerankan dirinya sebagai Lara. Perannya begitu dominan dengan dialog-dialog yang tak sedikit pula, namun ia mampu membawakan sosok Lara dengan sangat natural.



Kelemahan

Credit opening yang memukau, ternyata tidak sebanding dengan isi filmnya. Dimana, cerita yang disajikan terkesan kurang matang. Ditambah lagi, tema yang diambil adalah tema yang sering diangkat dalam beberapa film horor lain. Plot ceritanya sangatlah sederhana, walaupun juga menyimpan beberapa sisi misteri di dalamnya.

Konflik yang dimunculkan dalam film ini, terkesan kurang tajam dan kurang gereget. Di mana, konflik awal film hanya berkutat pada hubungan Lara dan Annisa yang terlihat tak akur, setelah sang ayah pergi dan meninggalkan mereka berdua. Setelah itu, baru konflik cerita mulai bergerak. Konflik yang terlalu menitikberatkan pada tokoh Lara dan Annisa, menyebabkan tempo dalam film ini sangat lambat. Alhasil, alur ceritanya pun terasa begitu datar.

Hampir sepanjang film, plot ceritanya hanya mengeksplor teror hantu yang terbilang monoton. Meskipun di akhir, teror inilah yang membuat hubungan Lara dan Annisa, menjadi lebih dekat.



Rating

Cerita: 6 | Penokohan: 8 | Visual: 8 | Sound Effect: 8 | Penyutradaraan: 7 | Nilai Akhir: 7,4/10



Rekomendasi

Film ini sangatlah cocok ditonton bagi anda, para pecinta film horor Indonesia. Dimana, dari segi teknis baik pengambilan gambar, latar, maupun efek musik yang disajikan sangatlah apik.

Walaupun teknis filmnya terbilang mapan, namun cerita dalam film ini terkesan monoton dan lambat. Sebab menitikberatkan konflik hanya pada dua tokoh utama, yakni Lara dan Annisa.

Terlepas dari ceritanya yang terbilang monoton dengan tempo yang lambat, film ini cukup menyeramkan dan memberikan kejutan di dalamnya. Film ini bisa menjadi pilihan yang tepat, untuk mengisi akhir pekan anda.


EmoticonEmoticon